I know now in French, now is held Tennis French Open, Top Tennis players from all over the world will fight to win the title and lots of surprises is happened on the court. It was fun to watched but I don't want to write about Tennis now, I want to share about one of the sport that close to my heart & Indonesian peoples, Badminton. Sorry readers, talking about Badminton (Bulu Tangkis) like Thomas & Uber Cup is talking about Indonesian dignity, a sport that can give so much pleasure & trophy to Indonesia. So, talking in Bahasa is a must in this matter and I hope every Indonesian people who love & really care about Indonesian Badminton can understand & realize, how deep is our problem are. So if you still want to follow, grab your Indonesian dictionary peoples (it's still easy, we don't have difficult grammars like in English, French or Japanese, just plain and simple words. That's why Indonesian language can unite peoples around Indonesia that have more than 400 regional languages, amazing don't you think? ^_^).
Kejuaraan Dunia Badminton beregu putra dan putri dunia yang sebelum tahun 1982 biasanya di selenggarakan 3 tahun sekali, kemudian menjadi ajang unjuk kekuatan Badminton beregu dunia 2 tahunan. Tahun ini India menjadi tuan rumah putaran final kejuaraan bergengsi itu. Sebagai orang Indonesia yang sangat menikmati dan cinta badminton, saya sangat menantikan pertandingannya, walau hanya lewat layar kaca dan tak bisa melihat langsung ke India tapi saya harap do'a serta dukungan rakyat seperti kami ini bisa sampai pada para atlit yang menjadi duta bangsa di kejuaraan itu. Terlebih lagi Indonesia terlihat cukup siap dan matang, gelar-gelar dari turnamen Badminton Dunia 2 tahun belakangan cukup lumayan bisa kita raih di banding tahun-tahun sebelumnya termasuk 2 gelar juara dunia untuk Ganda Campuran oleh pasangan Tantowi/Lyliana dan Ganda Putra dari pasangan Ahsan/Hendra, kedua pasangan tersebut pada bulan Februari lalu juga berhasil menggondol gelar di All England, Hat-trick untuk pasangan Tantowi/Lyliana dan 12 tahun penantian panjang bagi Ganda Putra Indonesia yang sebelumnya di All England 2002 Pasangan Ganda Candra/Sigit yang meraihnya hingga akhirnya di 2014 junior mereka Ahsan/Hendra berhasil meraih gelar yang lama lepas bagi Indonesia.
Jadi, bukankah wajar kalau saya sedikit berharap banyak pada tim Thomas & Uber Indonesia, apalagi mereka sempat melakukan pemusatan latihan segala di Jawa Tengah. Mereka terlihat siap & sigap. Tetapi apa yang saya liat di lapangan ternyata berbanding terbalik dengan kenyataan, saya lihat di pertandingan Perempat Final Uber Cup, melawan tim tuan rumah India, tim Putri kita terlihat tidak punya semangat juang yang tinggi dan seolah sudah kalah dengan nama besar lawan lebih dulu, padahal tunggal andalan India, Sania penampilannya masih di bawah standar penampilannya yang biasa tapi tetap saja Lindaweni tunggal pertama kita terlihat amatir dibanding lawannya. Pada Perempat Final itu hanya tunggal kedua kita, Bellatrix yang memberikan perlawanan cukup sengit hingga tenaganya terkuras tapi itu tidak cukup karena lawannya Sindhu adalah bintang Badminton baru India yang tengah bersinar terang. Walhasil India sukses dengan mudah mengalahkan Indonesia 3-0.
Oke, sektor putri di Badminton kita sudah lama tidak memberikan gelar dan kebanggaan untuk Indonesia, sejak era Susi Susanti peraih Emas pertama Olimpiade untuk Indonesia, Badminton putri kita bisa dikatakan lumpuh atau mati suri. Jadi sewaktu tim putri kita gagal mencapai target di Uber Cup saya tidak terlalu kaget karena saya tidak menaruh harapan tinggi pada tim putri tapi untuk tim putranya, saya sangat berharap Indonesia bisa membawa piala Thomas pulang. Harapan tinggal harapan, tim yang katanya sudah matang dan 100 persen siap, jangankan meraih piala Thomas, menginjakkan kaki di partai final saja kita gagal.
Tim Thomas Malaysia yang rata-rata peringkat pemainnya di bawah pemain-pemain Indonesia kecuali Lee Chong Wei, tunggal pertama Malaysia yang sudah lama bertengger di peringkat satu tunggal putra dunia. Malaysia yang merupakan musuh bebuyutan Indonesia di arena Badminton, walaupun perolehan piala Thomas Indonesia (13) jauh lebih banyak dari Malaysia (5) dan prestasi pemain-pemainnya lebih bersinar namun di semi final Thomas Cup, Malaysia sukses menjungkalkan Indonesia dengan skor telak 3-0, sungguh menyedihkan dan mematahkan banyak hati warga Indonesia, bahkan Ganda Putra Juara Dunia plus Juara All England dan banyak gelar lainnya harus takluk di tangan Ganda Putra Malaysia hasil kombinasi baru di turnamen itu. Menurut saya faktor mental dan konsentrasi para pemain kita yang mudah goyah sangat mempengaruhi performa para pemain kita di lapangan, itu terlihat sekali di penampilan buruk tunggal ketiga kita Hayom Rumbaka yang terlihat kalah sebelum bertanding setelah Indonesia tertinggal 2-0 dari Malaysia. Sejak ia menjejakkan kaki di lapangan, dengan melihat wajahnya saat itu saya sudah yakin ia akan kalah dengan mudah, ternyata memang itulah yang terjadi.
Entah apa yang dilakukan para petinggi dan pengurus PBSI (Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia) menanggapi tim Thomas dan Uber kita yang lagi-lagi gagal, mereka sering sekali menyatakan mereka akan melakukan evaluasi dengan sungguh-sungguh setiap tim Badminton kita gagal dalam turnamen tapi kelihatannya evaluasi PBSI tanpa solusi, karena tim Badminton Indonesia masih jalan di tempat. Tolonglah Bapak-Bapak serta Ibu-ibu pengurus PBSI yang terhormat, tolong lakukan pembenahan besar-besaran agar Badminton Indonesia bisa kembali bangkit dan menguasai dunia kembali. Cari bibit-bibit pemain unggul, tempa mereka hingga mereka matang, siapkan mental mereka agar mereka menjadi pemain-pemain yang tidak mudah menyerah dan bertekad kuat, kemudian latih stamina mereka agar mereka kuat menghadapi setiap rintangan dalam beratnya pertandingan sehingga mereka bisa memberikan yang terbaik bagi bangsa dan negara.
Olahraga Badminton sekarang semakin di kenal luas, banyak negara-negara yang tidak punya akar kuat dalam Badminton tapi sudah mulai muncul sebagai kekuatan baru yang menjanjikan prestasi gemilang. Sejarah banyak tercipta di turnamen Uber & Thomas Cup tahun ini, ada tim Putri India yang mampu menembus semifinal dan Jepang tentu saja yang luar biasa untuk pertama kalinya berhasil merebut Piala Thomas. Jepang tampil fantastis, dengan percaya diri, skill mumpuni, percaya diri dan tak kenal kata menyerah sampai point terakhir, mereka sukses menjungkalkan juara bertahan China/Tiongkok dan menjadi unggulan pertama di turnamen ini pada semifinal dengan skor telak 3-0. Setelah membuat terperangah di semifinal, Jepang pun mengulangi kegemilangannya di partai final, lewat pertarungan ketat dan sengit mereka berhasil menumbangkan Malaysia 3-2. Lewat partai-partai seru di final piala Thomas, yang membuat kita terpaku serta terpukau melihat perjuangan para pemain hebat, bertekad kuat dan pantang menyerah benar-benar membuat terharu. Saya benar-benar berharap andai para pemain Indonesia bisa berpenampilan seperti itu pasti saya akan lebih terharu dan bangga lagi, walau hasil akhir kalah namun kalau sudah menunkjukkan penampilan terbaik dan berjuang sekuat tenaga, yang bisa kita sampaikan adalah rasa terima kasih sebesar-besarnya bukan kekecewaan.
Bagaimanapun, saya ingin mengucapkan Congrats 4 the incredible Team Thomas Japan, mereka layak mengangkat tropi tinggi-tinggi karena mereka luar biasa. Semoga Badminton Indonesia segera bangun dan berbenah karena banyak negara kekuatan-kekuatan baru Badminton yang muncul. Semoga Badminton bisa terus berprestasi mengharumkan nama bangsa dan membuat masyarakat Indonesia terus bangga. Terima kasih Badminton Indonesia dan maju terus demi Indonesia.
Jadi, bukankah wajar kalau saya sedikit berharap banyak pada tim Thomas & Uber Indonesia, apalagi mereka sempat melakukan pemusatan latihan segala di Jawa Tengah. Mereka terlihat siap & sigap. Tetapi apa yang saya liat di lapangan ternyata berbanding terbalik dengan kenyataan, saya lihat di pertandingan Perempat Final Uber Cup, melawan tim tuan rumah India, tim Putri kita terlihat tidak punya semangat juang yang tinggi dan seolah sudah kalah dengan nama besar lawan lebih dulu, padahal tunggal andalan India, Sania penampilannya masih di bawah standar penampilannya yang biasa tapi tetap saja Lindaweni tunggal pertama kita terlihat amatir dibanding lawannya. Pada Perempat Final itu hanya tunggal kedua kita, Bellatrix yang memberikan perlawanan cukup sengit hingga tenaganya terkuras tapi itu tidak cukup karena lawannya Sindhu adalah bintang Badminton baru India yang tengah bersinar terang. Walhasil India sukses dengan mudah mengalahkan Indonesia 3-0.
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiYFaqpPRtUAFDy0VoWKiM93OYhQkxn86rf_EJAMrecMQLBZlaHQYZPCdqgFfXTgSglh6G_85zEDlIREbFMYls1x7QCypRf4LSfN9aZI6Mv1AkyscaBUKbh8hEGmosRzfuCBwNvlDGKCtf5/s1600/bella.jpeg)
Tim Thomas Malaysia yang rata-rata peringkat pemainnya di bawah pemain-pemain Indonesia kecuali Lee Chong Wei, tunggal pertama Malaysia yang sudah lama bertengger di peringkat satu tunggal putra dunia. Malaysia yang merupakan musuh bebuyutan Indonesia di arena Badminton, walaupun perolehan piala Thomas Indonesia (13) jauh lebih banyak dari Malaysia (5) dan prestasi pemain-pemainnya lebih bersinar namun di semi final Thomas Cup, Malaysia sukses menjungkalkan Indonesia dengan skor telak 3-0, sungguh menyedihkan dan mematahkan banyak hati warga Indonesia, bahkan Ganda Putra Juara Dunia plus Juara All England dan banyak gelar lainnya harus takluk di tangan Ganda Putra Malaysia hasil kombinasi baru di turnamen itu. Menurut saya faktor mental dan konsentrasi para pemain kita yang mudah goyah sangat mempengaruhi performa para pemain kita di lapangan, itu terlihat sekali di penampilan buruk tunggal ketiga kita Hayom Rumbaka yang terlihat kalah sebelum bertanding setelah Indonesia tertinggal 2-0 dari Malaysia. Sejak ia menjejakkan kaki di lapangan, dengan melihat wajahnya saat itu saya sudah yakin ia akan kalah dengan mudah, ternyata memang itulah yang terjadi.
Entah apa yang dilakukan para petinggi dan pengurus PBSI (Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia) menanggapi tim Thomas dan Uber kita yang lagi-lagi gagal, mereka sering sekali menyatakan mereka akan melakukan evaluasi dengan sungguh-sungguh setiap tim Badminton kita gagal dalam turnamen tapi kelihatannya evaluasi PBSI tanpa solusi, karena tim Badminton Indonesia masih jalan di tempat. Tolonglah Bapak-Bapak serta Ibu-ibu pengurus PBSI yang terhormat, tolong lakukan pembenahan besar-besaran agar Badminton Indonesia bisa kembali bangkit dan menguasai dunia kembali. Cari bibit-bibit pemain unggul, tempa mereka hingga mereka matang, siapkan mental mereka agar mereka menjadi pemain-pemain yang tidak mudah menyerah dan bertekad kuat, kemudian latih stamina mereka agar mereka kuat menghadapi setiap rintangan dalam beratnya pertandingan sehingga mereka bisa memberikan yang terbaik bagi bangsa dan negara.
Olahraga Badminton sekarang semakin di kenal luas, banyak negara-negara yang tidak punya akar kuat dalam Badminton tapi sudah mulai muncul sebagai kekuatan baru yang menjanjikan prestasi gemilang. Sejarah banyak tercipta di turnamen Uber & Thomas Cup tahun ini, ada tim Putri India yang mampu menembus semifinal dan Jepang tentu saja yang luar biasa untuk pertama kalinya berhasil merebut Piala Thomas. Jepang tampil fantastis, dengan percaya diri, skill mumpuni, percaya diri dan tak kenal kata menyerah sampai point terakhir, mereka sukses menjungkalkan juara bertahan China/Tiongkok dan menjadi unggulan pertama di turnamen ini pada semifinal dengan skor telak 3-0. Setelah membuat terperangah di semifinal, Jepang pun mengulangi kegemilangannya di partai final, lewat pertarungan ketat dan sengit mereka berhasil menumbangkan Malaysia 3-2. Lewat partai-partai seru di final piala Thomas, yang membuat kita terpaku serta terpukau melihat perjuangan para pemain hebat, bertekad kuat dan pantang menyerah benar-benar membuat terharu. Saya benar-benar berharap andai para pemain Indonesia bisa berpenampilan seperti itu pasti saya akan lebih terharu dan bangga lagi, walau hasil akhir kalah namun kalau sudah menunkjukkan penampilan terbaik dan berjuang sekuat tenaga, yang bisa kita sampaikan adalah rasa terima kasih sebesar-besarnya bukan kekecewaan.